Jumat, 09 November 2012

dokumentasi komunitas


BAB 2
KONSEP DASAR DOKUMENTASI
2.1           Pengkajian
Pengkajian adalah upaya pengumpilan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk di kaji dan di analisis, sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat, baik individu keluarga maupun kleompok yang menyangkut permasalahan fisiologis, psikologis, sosiologis, ekkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Pada tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat, dan prioritas masalah. Pengkajian yang lebih spesifik pada focus pelayanan seperti populasi atau organisasi serta karakteristik dari kelompok tersebut mengenai system yng  ada ,subsistem maupun supra sistemnya .
1.      Karakteristik spesifik yang harus dikaji antara lain :
a.       Sosio demograsi yang meliputi : umur, jenis kelamin ,suku bangsa , agama lantar belakang ,pekerjaan penghasilan , status perkawinan.
b.      Status kesehatan : katagori penyakit , angka kematian, pelayanan kesehatan yang digunakan, pertumbuhan penduduk. Situasi yang meresahkan seperti tingginya angka kematian, angka kelahiran, angka perceraian, pengangguran,  ketergantungan obat dan alcohol.
c.       Supra system yang ada, seperti pelayanan yang diberikan serta dampaknya, system social yang ada dan mengidentifikasi metode pengumpulan data yang paling tepat untuk digunakan mendapat data.
2.      Mengumpulkan data releven dengan permasalahan yang ada kemudian di bandingkan dengan indicator.
3.      Menganalisis dari kumpulan data yang tercantum dalam table. Pengumpulan data, pengolahan data, perumusan masalah dan diagnosa keperawatan. Data  yang dikumpulkan melalui inti ( sejarah masyarakat, demografi, vital statistic, nilai, keyakinan & agama dan Whienshiled survey, lingkungan fisik, pelayanan kesehatan, dan social ekonomi, keamanan transportasi, politik dan pemerintah, komunikasi, pendidikan dan rekeasi.
Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan komunitas, yang mencakup pengumpulan, penyusun, validari dan analisa data dan merupakan proses yang continue dilakukan pada semua tahap proses keperawatan.
Menurut Andreson E dan McFarlane, bahwa pengkajian meliputi inti “CORE” komunitas yang meliputi ; Demografi, populasi, agama, nilai/keyakinan, riwayat kesehatan yang bias menimbulkan gangguan kesehatan, serta 8 (delapan) subsistem yang mempengaruhi komunitas yang terdiri dari :
1.      Perumahan/lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatan, seperti perumahan, penerangan, sirkulasi, pelembaban, sampah, air bersih, dan kepadatan penduduk.
2.      Pendidikan : apakah ada fasilitas dan sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. ( sekolah dan tempat kursus).
3.      Keamanan dan transportasi : apakah ada fasilitas dan sarana umum seperti pos kampling, pos polisi, pemadam kebakaran, dll, dan sarana tramsportasi yang dapat membantu masyarakat ( angkutan umum atau lainnya).
4.      Politik dan kebijakan pemerintah : apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas untuk mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
5.      Pelayanan kesehatan dan social yang ada apakah dapat membantu terdeteksinya gangguan kesehatan, memberikan perawatan dan rehabilitasi bila diperlukan. Selain itu apakah tersedia pasar, tempat ibadah ,sehingga memidahkan masyarakat memenuhi kebutuhanya.
6.      System  komunikasi dan saran komunikasi apa saja yang ada di komunitas, guna meningkatkan pengetahuan masyarakat yang terkait dengan kesehatan dan lainnya.
7.      Ekonomi : apakah tingkat social ekonomi masyarakat secara keseluruhan dan memenuhi syarat upah minum regional, sehinnga anjuran konsumsi makanan sesuai kemampuan keuangan komunitas setempat.
8.      Rekreasi : apakah tersedia sarana untuk menurunkan stress atau kah sarana tersebut terjangkaun
                                    Pengumpulan data , dapat dilakuakan melalui cara , sebagai berikut :
a.       Wawancara : yang berkaitan dengan hal – hal yang perlu diketahui. Baik aspek fisik , mental , social budaya , ekonimi , kebiasan , lingkungan dan sebagainya
b.      Pengamatan : pengamatan terhadap hal – hal yang tidak perlu ditanyakan , karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja . Diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik , misalnya ventilasi , penerangan , kebersihan dan sebagainya  
c.       Studi dokumentsi : studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak , diantaranya melalui Kartu Menuju Sehat ( MKS) , akrtu keluarga dan catatan
d.      Pemeriksaan fisik : dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik, misalanya : kehamilan, kelainan organ tubuh dan tanda – tanda penyakit
Analisa merupakan kegiatan pilihan data dalam rangka proses klasifikasi dan validasi informasi untuk mendukung penegakan diagnosa keperawatan keluarga yang akurat, Review data yang dapat menghubungkan antara penyebab dan masalah yang ditegakkan. Menghubungkan data dari pengkajian yang berpengaruhkepada munculnya suatu masalah.
Di dalam menganalisa data ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangnan kesehatan keluarga yaitu :
a.       Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :
1)      Keadaan kesehatan fisik, mental, social, anggota keluarga
2)      Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
3)      Keadaan gizi anggota keluarga
4)      Status imunisasi anggota keluarga
5)      Kehamilan dan keluarga berencana (KB)
b.      Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :
1)      Rumah meliputi : ventilasi, penerangnan, kebersihan, kontruksi, luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dan sebagainya
2)      Sumber air minum
3)      Jamban keluarga
4)      Tempat pembuangan air limbah
5)      Pemanfaatan perkarangan yang ada
c.       Karakteristik keluarga
1)      Sifat – sifat keluarga
2)      Dinamika dalam keluarga
3)      Komonikasi dalam keluarga
4)      Interaksi antar anggota keluarga
5)      Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga
6)      Kebiasaan dan nilai – nilai yang berlaku dalam keluarga
2.1              Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respo individu terhadap masalah keshatan, baikaktual maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi, diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status dan masalah kesehatan klien yang dapat diatasi tindakan keperawatan. Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan  masyarakat, baik yang nyata (aktual) maupun yang tidak terjadi (potensial). Komponen utama diagnosis keperawatan antara lain: berupa nyata, resiko dan potensial.
Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yag menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah, atau mengubahnya (Carpenito, 2000). Gordon (1982) mendefinisikan bahwa diagnosis keperawatan adalah masalah kesehatan actual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, dia mampu dan mempunyai kewenangan untuk memberikan tindakan keperawatan. Kewenangan tersebut didasarkan pada standar praktik keperawatan dan etik keperawatan yang berlaku di Indonesia (Nursalam, 2001).
Tingginya angka mortalitas bayi berhubungran dengan a) ketidakmampuan sumber di departemen kesehatan setempat dalam memenuhi kebutuhan antepartum; b) pelayanan antepartum yang tidak dapat diakses; c) kurangnya tenaga kesehatan terlatih yang ditunjukkan dengan:
·         angka mortalitas bayi sebesar 17,3 tiap 1000 kelahiran hidup,
·         Data klinik yang menyatakan kurangnya tenaga,
·         Tidak ada bus yang melewati sepan klinik,
·         Jam kerja mulai pukul 08.00-17.00, senin sampai jum’at, yang tidak bias diakses oleh komunitas yang berkerja,
·         Tidak ada perawat atau bidan yang berlisensi di komunitas.
Sedangkan, Carl O. Helvie (1998) berfokus pada konsep energy atau memasukkan teori energy di dalam diagnosis keperawatan kesehatan komunitas. Salah satu contoh dari diagnosis menurut Helvie ini adalah sebagai berikut:
1.      Defisit energy komunitas berhubungan dengan ketidakmampuan dan ketidaksesuaian layanan keksehatan bagi masyarakat miskin yang ditujukkan dengan a) kurangnya fasilitas layanan kesehatan; b) kurangnya pengetahuan terhadap pencegahan, data yang mendukung 3000 masyarakat miskin tidak mendapatkan layanan kesehatan: 90% (2700 orang) dari populasi ini berobat ke unit gawat darurat untuk kasus yang bukan gawat darurat dan 90% populasi miskin tidak dapat mendiskusikan perilaku pencegahan yang bias dilakukan.
2.      Resiko terjadinya diare sehubungan dengan :
a.    Sumber air tidak memenuhi syarat
b.   Kebersihan perorangan
c.    Lingkungan yang buruk.
3.      Tingginya kejadian karies gigi sehubungan dengan :
a.       Kurangnya pemeriksaan gigi
b.      Kurangnya flour pada air minum dimanifestasikan
Sedangkan menurut NANDA 2012 – 2014 data yang bisa kita ambil untuk melakukan asuhan keperawatan konomitas adalah sebagai berikut ;
1.       Defisiesnsi Aktivitas Pengalihan
2.       Gaya Hidup Menonton
3.       Defisiensi Kesehatan Komunitas 
4.       Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
5.       Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan 
6.       Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan-Diri  
7.       Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan-Diri
8.       Disfungsi Proses Keluarga
9.       Gangguan Proses Keluarga
2.2           Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan adalah penyusunan  rencana tindakan keperawat untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat di susun berdasarkan diagnis keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang di susun harus mencakup elemen-elemen berikut:
Perumusan persetujuan
1.      Berfokus pada masyarakat
2.      Jelas dan singkat
3.      Dapat di ukur dan di observasi
4.      Realistis
5.      Ada target waktu
6.      Melibatkan peran serta msyarakat.
Tujuan perencanaan komunikasi dibuat berdasarkan stressor dan dapat meliputi eliminasi atau menghilangkan stressor atau meningkatkan resistensi kekuatan komunitas melalui penguatan garis pertahanan. Untuk derajat reaksi rencana intenvesi untuk menguatkan garis resisten melalui tindakan pencegahan.
Perencanaan di buat berdasarkan :
1.      Menentukkan prioritas masalah dan intervensi yang sesuai serta mengidentifikasi tujuan yang spesifik.
2.      Mencari alternative lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.
2.3              Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah di susun. Perawat kesehatan masyarakat dalam implementasi asuhan kwpwrawatan komunitas harus bekerja sam dengan anggota tim kesehatan yang lainnya, dalam hal ini melibatkan pihak puskemas,bidan desa, dan anggota masyarakat. Prinsip yang umum di gunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah inovatif, integrated, rasional, mampu dan mandiri, srta ugem 9yakin atau percaya pada kemampuannya).
Sedapat mungkin menimplementasikan apa yang telah direncanakan apa bila intervensi yang dilakukan tidak dapat dilaksanakan harus di dukung dengan data dan alasan yang rasional.Implementasi dihubungkan dengan pencegahan alamiah yang terdiri dari pencegahan primer berupa tindakan unt uk menguatkan garis pertahanan terhadap stressor. Pencegahan primer dilakukan  setelah stressor masuk ke komunitas. Intervensinya berupa dukungan terhadap garis pertahanan dan resisten untuk menimalkan derajat reksi terhadap stressor. Pencegahan tertier dilakukan setelah stressor dan derajat reaksi muncul.
Tahap Pelaksanaan
Intervensi merupakan tahapan yang menyenangkan baik untuk perawat maupun untuk klien dan berdasarkan pertimbangan klinis dan pengetahuan. Intervensi di lakukan terfokus kepada tiga level prevensi, yaitu prevensi primer, prevensi sekunder, dan prevensi tersier, baik secara prevensi tersier mandiri tergantung maupun kolaborasi.
      Prevensi Primer           : meliputi promosi kesehatan dan proteksi spesifik.
      Prevensi Sekunder  : mencakup diagnosis awal dan pengobatan dini.
      Prevensi Tersier           : control dan rehabilitasi penyakit dan identifikasi alternatife lain pengelolaan kesehatan.
2.4              Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan prose dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat di lihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakatdalam prilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah di tetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Kegiaatan yang dilakukan dalam penilaian adalaha sebagai berikut:
1.      Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2.      Menilai efektifitas proses keperawatan, mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan.
3.      Hasil penilaian keperawatan di gunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apa bila masalah belum teratasi.
Pemberian asuhan keperawatan komunitas sesuai dengan tahapan proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara berkesinambungan. Hal tersebut sesuai dengan proses keperawatan pada model “komunitas sebagai partner” yang dikembangkan Andeson and Mc.Farlane (2000) diadopsi dari model NEUMAN. Pada model Andeson tersebut pengkajian meliputi model Core, sub system komunitas, garis pertahanan, dan resisten sedangkan diagnose keperawatan berdasarkan analisis terhadap parameter pengkajian dilihat dari stressor dan derajat yang timbul di masyarakat. Langkah geliselanjutnya dibuat perencanaan dengan tujuan untuk mengeliminasi atau menghilangkan stressor atau meningkatkan resistensi kekuatan komunitas. Implementasi dilakukan melalui pencegahan perimer, sekunder dan tertier serta dilakukan evaluasi berdasarkan feed back dari masyarakat. Hasil evaluasi juga dapat digunakan kembali sebagai dasar untuk pengkajian selanjutnya. Sebaiknya evaluasi dibuat berdasarkan :
1.      Mengevaluasi tujuan, perencanaan dan hasil yang dicapai termasuk keberhasilan program. Evaluasi jua harus melihat pada struktur, proses maupun hasilnya apakah cukup dan cukup efektif.
2.      Membuat rekomendasi untuk kegiatan dan evaluasi yang telah di lakukan baik secara individu maupun tingkat system mendiskusikan implementasikan untuk keperawatan komunitas.
Tahap evaluasi :
Evaluasi merupakan komponen penting untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan kegiatan.Evaluasi merupakan sutu proses yang mempunyai komponen penting, yaitu :
1.      Mengidentifikasi hasil yang diharapkan yang akan digunakan perawat untuk mengukur pencapaian tujuan.
2.      Mengumpulkan dan membandingkan data yang berhubung dengan hasil yang diharapkan.
3.      Mempertimbangkan apakah tujuan telah tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar